Kegiatan konsolidasi yang dilaksanakan di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, 28 Agustus 2008 dan di Desa Warnasari, Kecamatan Melaya kabupaten Jembrana, 6 Oktober 2008, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang telah dimulai sejak berdirinya API Region Bali. Konsolidasi kali ini merupakan konsolidasi yang ke 3 (konsolidasi pertama bulan Mei 2007, konsolidasi kedua bulan November 2007) dimana pada tahap ini adalah tahap penataan organisasi. Konsolidasi yang dilaksanakan difokuskan pada tiga hal, yaitu (1) Penyusunan draft statuta Seka Tani (Buleleng dan Jembrana), (2) pembentukan struktur kepengurusan, dan (3) penyusunan Program Kerja Jangka Pendek yang riil.
Jika dilihat dari sejarah perjalanan API Region Bali dalam mendampingi kelompok petani yang ada di 2 kabupaten (Buleleng dan Jembrana), maka dapat dikatakan bahwa proses ini berjalan secara alami dimulai dari pengenalan terhadap keberadaan API Pusat dan API Bali (Konsolidasi I), mengidentifikasi persoalan yang terjadi di kelompok petani, berlanjut pada munculnya kesepahaman bersama tentang pentingnya menjalin kerjasama yang lebih dari sekedar sebuah kelompok tani kedalam sebuah wadah yang besar dengan cakupan wilayah yang lebih luas (konsolidasi II). Pada akhirnya perjalanan sampai pada kristalisasi dari pemahaman yang sudah terbentuk selama proses bersama, melebur menjadi satu wadah yang diharapkan mampu menjembatani berbagai persoalan ditingkat petani untuk menuju kesejahteraan dan kemandirian petani. Dengan semangat kebersamaan dan pemahaman yang mendalam akan filosofi ”sejengkal tanah tumpah darah kami” maka Seka Tani Buleleng (STB) dan Seka Tani Jembrana (STJ) mulai menata diri yang diatur dalam statuta, menuju keteraturan gerak dalam wujud struktur kepengurusan dan menentukan langkah awal yang jelas dan terukur dalam bentuk rencana kerja jangka pendek.
"Amanat" Seka Tani Bali
Selama ini permasalahan umum yang terjadi di kelompok petani adalah lemahnya pengorganisasian ditingkat petani dan tingginya ego kelompok. Kelemahan dibidang organisasi yang dialami oleh kelompok petani pada umumnya mereka tidak mampu mengatur atau mengelola kelompok dengan baik karena kemampuan manajemen organisasinya masih rendah. Disamping itu kemampuan menjalankan dan mengembangkan program yang telah ditetapkan bersama dalam AD/ART masih lemah.
Kondisi tersebut diatas merupakan gambaran nyata yang terekam dari hasil konsolidasi II API Region Bali (November 2007) dimana pada saat itu beberapa butir rekomendasi yang dihasilkan menggarisbawahi bahwa diperlukan adanya peningkatan kapasitas petani secara menyeluruh, artinya tidak hanya dibidang penerapan pertanian berkelanjutan saja, tetapi juga kemampuan dalam mengelola organisasi dan menjalankan program serta mengembangkan komunikasi dengan sesama kelompok tani dalam wadah yang lebih besar lagi.
Persoalan tersebut diatas merupakan ”amanat” yang wajib untuk diselesaikan oleh API Region Bali mengingat keberadaannya sebagai pendamping dari kelompok-kelompok petani yang berada di wilayah kabupaten Buleleng dan Jembrana.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka kebijakan yang diambil API Region Bali adalah melaksanakan konsolidasi di masing-masing kabupaten. Langkah ini diambil dalam rangka membangun proses otonomi wilayah (kabupaten) dengan mengalihkan sebagian kewenangan dan tanggung jawab kepada daerah. Semangat inilah yang didorong API Region Bali untuk memotivasi dan meningkatkan kapasitas anggota dalam menjalankan roda organisasi di masing-masing wilayah (kabupaten).
Konsolidasi III API Region Bali
Konsolidasi III API Region Bali dilaksanakan di 2 tempat, yaitu di wilayah Kabupaten Buleleng dan di kabupaten Jembrana. Di Kabupaten Buleleng, kegiatan dilakukan di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak pada tanggal 28 Agustus 2008. Sedangkan di Kabupaten Jembrana kegiatan Konsolidasi dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2008 di Desa Warnasari, Kecamatan Melaya.
Sebelum pelaksanaan konsolidasi, dilakukan pertemuan antara API Region Bali dengan perwakilan dari STB dan STJ. Pertemuan ini membahas persiapan yang harus dilakukan dan pembagian peran serta tanggung jawab. Dalam pertemuan tersebut ditekankan bahwa peran masing-masing Seka sangat vital, yaitu sebagai pengelola kegiatan konsolidasi. Sedangkan peran API Region Bali dititikberatkan pada peran supervisi dan pengelolaan data dan informasi serta fungsi administrasi.
Dari kedua kegiatan konsolidasi tersebut diatas dihasilkan beberapa poin penting, seperti terbentuknya struktur kepengurusan di masing-masing Seka Tani (STB dan STJ), tersusunnya Statuta Seka Tani, dan tersusunnya program kerja jangka pendek.
Bagi API Region Bali sendiri konsolidasi STB ini merupakan langkah lanjutan dari proses perkembangan keanggotaan API Region Bali dalam pencapaian visi dan misi organisasi yang telah dirintis sejak awal tahun 2007.
Dalam pelaksanaan konsolidasi jumlah peserta yang hadir adalah 25 orang yang berasal dari berbagai kelompok petani yang ada di wilayah Kecamatan Gerokgak. Fasilitator yang memandu jalannya konsolidasi adalah Gede Sri Puspata (Barnop). Sedangkan sebagai narasumber dari Seknas API (M. Nurudin), API Region Bali (Sihabudin RM), dan PPL Kecamatan Gerokgak (Anang Ma’ruf).
Acara dimulai dengan Pembukaan yang disampaikan oleh ketua panitia, yaitu Gede Sri Puspata atau lebih dikenal dengan panggilan Barnop. Materi pembukaan adalah ucapan selamat datang dan terimaksih kepada peserta yang hadir. Selanjutnya disampaikan juga maksud dan tujuan dari kegiatan konsolidasi dengan tiga agenda utama, yaitu struktur kepengurusan, (2) Statuta, dan (3) Penyusunan Rencana Kerja Jangka Pendek.
Selanjutnya adalah sambutan yang disampaikan oleh Kelian API Region Bali (Sihabudin RM), Sekjen API (M. Nurudin) dan PPL Kecamatan Gerokgak (Bapak Anang Ma‘ruf). Dalam sambutannya Sihabudin menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh anggota petani di Buleleng atas semangatnya untuk terus bergerak memperkuat organisasi baik ditingkat kelompok maupun membangun STB kedepan. Sedangkan peran API Region Bali akan selalu berusaha mecari peluang untuk dapat memperjuangkan petani, harapannya kerjasama ini akan terus dibangun dalam jangka waktu tak terbatas.
Sedangkan dalam sambutannya, Sekjen API menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan oleh API Pusat, bahwa selama ini masih tetap eksis didalam membela kepentingan petani di seluruh wilayah Indonesia dengan memberikan advoksi pada kasus-kasus pertanahan petani di Sumatera, kasus benih bibit di Jawa tengah dan memberikan pelatihan-pelatihan di berbagai tempat yang terdapat anggota API.
Sambutan dari PPL memberikan pandangan bahwa Buleleng sebagai daerah pertanian sangat perlu membangun sektor pertanian dengan baik, terutama petaninya harus terus mengembangkan jaringan dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Kerjasama kelompok tani yang ada selama ini khususnya yang tergabung dalam jaringan API sangat baik, dan ini perlu ditingkatkan. Hal yang paling membanggakan adalah bahwa Sumberkima sebagai sebuah desa pertanian menjadi kantor pusat bagi Kegiatan STB, ini adalah sebuah penghormatan dan memerlukan tanggung jawab yang besar. Diharapkan kedepan STB bisa memfasilitasi kelompok-kelompok yang lain yang berminat untuk ikut bergabung dalam aliansi petani.
(disarikan dari laporan kegiatan STB Bali)
0 komentar