Pengikut


Latar Belakang

Tantangan utama yang dihadapi oleh petani dalam mata rantai dan liberalisasi perdagangan pertanian, yaitu bagaimana petani menjadi berdaulat atas sumber produksi dan hasil produksi pertaniannya. Kedaulatan pada sumber produksi diantaranya adalah kedaulatan atas benih. Kedaulatan petani akan terwujud bila petani mempunyai akses dan kontrol serta kemampuan untuk mengelola sumber daya tersebut secara mandiri dan berlangsung secara-terus menerus. Selain itu, petani juga harus mempunyai kedaulatan untuk memilih dan mengembangkan sistem pertanian sesuai dengan lingkungan dan budayanya.

Akses petani terhadap benih sangat memprihatinkan. Banyak petani mengeluh akibat mahalnya pupuk, benih dan obat-obatan serta sarana produksi lainnya sedangkan harga hasil produksi mereka sangat rentan bahkan murah tidak sesui dengan biaya produksi, sehingga banyak petani merugi dan kehilangan sumber mata pencahariannya. Akibat kondisi tersebut banyak petani yang beralih pekerjaan menjadi buruh diperkotaan dan menjadi TKI/TKW di luar negeri bahkan ada yang terpaksa menjual lahan mereka.
Pengembangan benih unggul yang bermutu merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi petani di Indonesia. Namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut respon kebijakan pemerintah masih bersifat jangka pendek. Pemerintah lebih memberikan kesempatan kepada perusahaan benih dalam hal ini sektor sewasta dan BUMN untuk memenuhi kebutuhan petani tanpa memberdayakan petani untuk untuk mengembangkan benih sendiri secara mandiri.
Kebutuhan benih unggul padi nasional menurut departemen pertanian pada tahun 2008 mencapai 320 ribu ton per tahun. Untuk memenuhi sejumlah kebutuhan benih tersebut, 312 aksesnya dimiliki beberapa perusahaan benih nasional diantaranya, PT Pioneer Indonesia, PT Sumber Alam Sutera (SAS), PT Bisi Indonesia, PT Karya Niaga Beras Mandiri, dan PT Sang Hyang Seri (SHS). Adapun sisanya 8000 ton, Departemen pertanian telah memberikan izin impor kepada tiga perusahaan yaitu PT Bayer Indonesia, PT Bangun Pusaka, dan PT Kondo. Menurut Menteri Pertanian Anton Apriyantono yang disampaikan pada Saat hadir pada peringatan Hari Krida Pertanian ke 35 tahun 2007 di Jakarta, pemerintah tidak membatasi volume benih padi hibrida yang bisa diimpor namun diharapkan maksimal 50% dari kebutuhan nasional.
Penggunaan benih transgenik atau hibrida, pupuk dan obat-obatan kimia akan merusak struktur tanah dan sumber keanegaragaman hayati di lingkungan pertanian. Sebagai akibatnya dalam jangka panjang akan mengancam kehidupan petani dimasa yang akan datang, dimana petani akan mengalami ketergantungan secara terus menerus terhadap benih transgenik atau hibrida serta pupuk dan obat-obatan kimia.

Dengan kecenderungan yang terjadi saat ini dan melihat struktur penguasaan benih yang masih di kuasai oleh beberapa perusahan benih, maka petani akan menghadapi tantangan yang sangat besar. Petani akan kehilangan benih-benih lokal yang selama ini masih dimiliki, rusaknya struktur tanah dan sumber keaneka ragaman hayati di lingkungan pertanian. Hal ini sebagai akibat dari ketergantungan petani terhadap benih-benih transgenik atau hibrida dan ketergatungan petani terhadap pupuk atau obat-obatan kimia yang tidak ramah lingkungan, yang kebanyakan diproduksi oleh perusahaan benih nasional maupun trans nasional.

Selain masalah struktur penguasaan benih, petani saat ini dihadapkan pada permasalahan produktivitas padi yang cenderung stagnan dari waktu ke waktu, semakin berkurangnya lahan pertanian yang ada menjadi perumahan atau atau alih guna lahan untuk kepentingan industri. Sedangkan peningkatan populasi penduduk di Indonesia cenderung pesat mengikuti deret geometri/ukur sedangkan peningkatan produksi cenderung mengikuti deret hitung dan bahkan di beberapa tempat mengalami penurunan. Kehilangan hasil produksi ditentukan oleh banyak hal, seperti faktor alih fungsi lahan pertanian, tingkat kesuburan tanah yang semakin menurun akibat banyaknya penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Selain itu, benih unggul yang saat ini digunakan petani kadang – kadang tidak cocok dengan ekosistem daerah setempat.

Tujuan

Tujuan pelatihan TOT sekolah lapangan penyilangan dan pengembangan benih adalah:

a. Meningkatkan kapasitas dan menguatkan posisi petani dalam mata rantai produksi beras dan mewujudkan kedaulatan pangan di pedesaan.
b. Menyiapkan guru tani yang mempunyai kemampuan fasilitasi penyilangan dan pengembangan benih lokal melalui sekolah lapangan.
c. Melestarikan benih-benih lokal dan memanfaatkan sumberdaya hayati yang ramah laingkungan
d. Usaha perbaikan tekstur dan struktur tanah, meningkatkan kesuburan tanah kearah konservasi lahan dengan budidaya tanaman yang sehat.

Hasil Yang diharapka (ouput)

Dengan melakukan pelatihan TOT ini peserta diharapkan:

 Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai proses penyilangan dan seleksi benih selanjutnya mereka melakukan sosialisasi dan belajar bersama dengan basis kelompok/serikat masing-masing.
 Mengembangkan kurikulum untuk kegiatan sekolah lapangan mengenai penyilangan benih di wilayahnya masing-masing.
 Mengembangkan sekolah lapangan mengenai penyilangan dan seleksi benih di masing-masing wilayah
 Melestarikan benih dan mengembangkan benih lokal yang berkualitas dan memanfaatkan sumberdaya yang ramah lingkungan.


Bentuk kegiatan

Bentuk kegiatan yang akan dilaksankan adalah pelatihan TOT (pelatihan untuk pelatih) yang nantinya akan memfasilitasi sekolah lapangan di masing-masing wilayah

Metode:

Tahap persiapan peserta:
 Sebelum mengikuti pelatihan TOT, serikat harus melakukan petemuan terlebih dahulu untuk menentukan peserta yang mengikuti pelatihan TOT. dan myepakati lahan yang nantinya akan di gunakan untuk sekolah lapangan (SL) penyilangan benih.
 Peserta yang dikirim oleh serikat 2 orang kader tani 1 laki-laki, 1 perempuan antara umur 25 s/d 45 tahun, mampu baca dan menulis.
 Peserta yang dikirim oleh serikat harus beredia menjadi fasilitator dalam sekolah lapangan (SL) di masing-masing serikatnya.

Tahap pelaksanaan kegiatan TOT:

Pelatihan ini akan dilakukan dalam bentuk diskusi dan fasilitasi serta praktek lapangan mengenai penyilangan benih yang difasilitasi oleh fasilitator. Kegiatan ini akan dilakukan selama 6 hari berturut-turut. Adapun alur materi TOT ini secara garis besar sebagai berikut:

 Sharing pengalaman dan kondisi masing-masing serikat mengenai kondisi wilyahnya, terkait dengan masalah benih.
 Memahami bersama mengenai benih dan petani, keragaman hayati, pertanian berkelanjutan dan dampak globalisasi dan liberalisasi pertanian.
 Pengamatan lapangan dan diskusi mengenai Morfologi dan Fungsi-Fungsi Bagian Tanaman Padi serta Fase-Fase Pertumbuhannya
 Memahami praktek-praktek penyilangan benih.
 Menyusun kurikulum sekolah lapangan

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini akan dilkasanakan pada:

Hari/Tgl : Sabtu s/d Jumat; 11 s/d 17 Juli 2009
Tempat : Rumah Bapak Warsiah Desa Kalisari Indramayu
Alamat : Desa Kalisari RT 01 RW 01 Blok Masjid Alhidayah Kec. Widasari Kabupaten Indramayu

Penyelenggara:

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Program Aliansi Petani Indonesia (API) Sekretariat Nasional Aliansi Petani Indonesia dengan VECO-Indonesia dan bekerja sama dengan IPPHTI Indramayu
Jumlah Peserta

Jumlah Peserta yang mengikuti kegiatan ini kurang lebih 32 orang, teridiri dari:

1. LSKBB Solo - Jaringan Tani Mandiri (JTM) : 2 orang
2. Jaringan Musyawarah Petani Brebes : 2 orang
3. Jaringan Musyawarah Petani Tegal. : 2 orang
4. Serikat Petani Kabupaten Lamongan (SPKL) : 2 orang
5. Forum musyawarah Petani Jombang (FMPJ) : 2 orang
6. Aliansi Petani Ngawi : 2 orang
7. Serikat Petani Kabupaten Lumajang : 2 orang
8. Serikat Petani Tulungagung : 2 orang
9. Sekaha Tani Jembrana : 2 orang
10. Paguyuban Petani Cianjur (PPC) : 2 orang
11. Serikat Tani Kerakyatan Sumedang (STKS) : 2 orang
12. Serikat Petani Pasundan (SPP) : 2 orang
13. Yakines (Labuhan Bajo) : 2 orang
14. Ayutani (Jantan) : 2 orang
15. Jaringan KRKP : 2 orang
16. Lainnya. : 2 orang
32 orang

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Peserta

1. Panitia akan memfasilitasi kebutuhan akomodasi seluruh peserta selama pelatihan.
2. Panitia akan mengganti biaya transportasi peserta, standart maksimal Bus Eksekutif/kereta api standart Bisnis, dengan syarat Peserta harus menunjukkan bukti biaya transportasi, seperti tiket atau invoic.
3. Untuk peserta dari Yakines, Ayutani dan jaringan KRKP serta lainnya yang berminat, biaya tranportasi peserta di fasilitasi oleh organisasi/lembaganya masing-masing.
4. Panitia tidak menyediakan peralatan mandi (sabun, sikat gigi, handuk) dan kebutuhan obat-obatan, kecuali obat-obatan yang sifatnya umum.
5. Untuk peserta dari Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, NTT berkumpul terlebih dahulu di Sekretariat API Jl. Slamet Riadi IV No. 50 Kelurahan Kebun Manggis, Matraman, Jakarta timur pada tanggal 10 Juli 2009, maksimal jam 12 Siang.
6. Untuk Peserta dari Jawa Tengah langsung menuju ke lokasi pelatihan TOT: Rumah Bapak Warsiah Desa Kalisari Indramayu: Widasari Kabupaten Indramayu


Petunjuk Perjalanan:
 Untuk Peserta Dari Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, NTT
Berkumpul dulu di Sekretariat API Jl. Slamet Riadi IV No. 50 Kelurahan Kebun Manggis, Matraman, Jakarta Timur: tanggal 10 Juli 2009, maksimal jam 12 Siang.
 Dari Terminal Pulogadung
Naik Mikrolet 02/27, biaya Rp. 3.000 s/d 4.000 turun di Bundaran Pajak Jatinegara Jl. Slamet Riadi. Lalu Menuju Jl. Slamet Riadi IV No 50.
Atau naik Bus Way biaya Rp 3.500 turun di Halte Cempaka Putih/Central Senen, kemudian ganti Bus Way turun di Halte Slamet Riadi, Kemudian kontak panitia.
 Dari Terminal Rawa Mangun
Naik Mikrolet 02 Turun di Terminal Kampung Melayu biaya Rp. 3000. kemudian naik Mikrolet 06 Turun di Bundaran Pajak Jatinegara Jl. Slamet Riadi. Lalu Menuju Jl. Slamet Riadi IV No 50.
 Dari Terminal Kampung Rambutan:
Naik Bus Way biaya Rp. 3.500, turun di terminal Kampung Melayu, Lalu naik mikrolet 06, biaya Rp 2.000, turun di Bundaran Pajak Jatinegara Jl. Slamet Riadi. Lalu Menuju Jl. Slamet Riadi IV No 50.
 Dari Stasiun Gambir
Naik Ojek biaya Rp 20.000, turun di Jl. Slamet Riadi IV No. 50 Kelurahan Kebun Manggis, Matraman, Jakarta timur.
 Dari Stasiun Jatinegara
Naik Bajae/ojek biaya Rp 10.000, turun di Jl. Slamet Riadi IV No. 50 Kelurahan Kebun Manggis, Matraman, Jakarta timur.
Atau Naik Mikrolet 06A dari arah Gandaria biaya 2.000, turun di Bundaran Pajak Jatinegara Jl. Slamet Riadi. Lalu Menuju Jl. Slamet Riadi IV No 50.
 Dari Stasiun senen:
Naik Ojek biaya maksimal Rp 20.000 turun di Jl. Slamet Riadi IV No. 50 Kelurahan Kebun Manggis, Matraman, Jakarta timur.
 Dari Bandara Soekarno Hatta (Cengkareng)
Naik Bus Damri Jurusan Gambir, biaya Rp 20.000, turun di stasiun Gambir, kemudian naik ojek Rp 20.000 turun di Jl. Slamet Riadi IV No. 50 Kelurahan Kebun Manggis, Matraman, Jakarta timur

 Untuk Peserta Dari Jawa Tengah
Untuk Peserta dari Jawa Tengah langsung menuju ke lokasi pelatihan TOT: Rumah Bapak Warsiah Desa Kalisari Indramayu: Widasari Kabupaten Indramayu. Tanggal 11 Juli 2009, maksimal jam 12 Siang.
 Dari Terminal Cirebon
Naik Bus arah jakarta yang melewati palimanan – Jatibarang, turun di Pertigaan Widasari. Naik Ojek ke desa Kalensari (biaya paling mahal Rp 15.000), Turun di Rumah Bapak Warsiyah Desa Kalensari RT 01 RW 01, Blok masjid Alhidayah, kec. Widasari, Kab. Indramayu.
 Dari Satasiun Cirebon.
Naik Bus ke Arah Terminal Cirebon, turun di terminal, kemudian naik Bus Lur Agung arah Jakarta turun di pertigaan Widasari, Naik Ojek ke desa Kalensari (biaya paling mahal Rp 15.000), Turun di Rumah Bapak Warsiyah Desa Kalensari RT 01 RW 01, Blok masjid Alhidayah, kec. Widasari, Kab. Indramayu.
Dari Stasiun Jatibarang, Naik Ojek ke desa Kalensari (biaya paling mahal Rp 20.000), Turun di Rumah Bapak Warsiyah Desa Kalensari RT 01 RW 01, Blok masjid Alhidayah, kec. Widasari, Kab. Indramayu.

Kontak Person
Muhammad Nur Uddin : 081 796 081 18
Muhammad Fadlill Qirom : 081 542 287 780
Muhammad Rifa’i : 081 764 785 26
Julia Puji Lestari : 085 645 327 087

JADWAL DAN ALUR MATERI

Waktu Materi Materi dan Penanggung Jawab
Tanggal, 11 Juli 2009
07.00 – 13.00 Kedatangan dan registrasi peserta Panitia
13.00 – 15.00 Pembukaan dan penjelasan panitia Panitia API, Tuan Rumah
15.00 – 17.00 Kontrak belajar Fasilitator
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Perkenalan dan Diskusi atau sharing mengani kondisi permasalahan di wilayah masing-masing serikat Fasilitator

Tanggal, 12 Juli 2009
08.00 – 10.00 Diskusi tentang persoalan Benih dan Petani Narasumber & Fasilitator
10.00 – 12.00 Diskusi mengenai Masalah Keragaman Hayati Nara Sumber Fasilitator
12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 – 15.00 Diskusi: Pertanian Berkelanjutan dan dampak Gobalisasi kepada petani Narasumber & Fasilitator
15.00 – 17.00 Diskusi mengenai benih dan organisme pengganggu tanaman (OPT) Fasilitator & narasumber
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Diskusi Kelompok Fasilitator

Tanggal, 13 Juli 2009
08.00 – 10.00 Pengamatan di lapangan dilanjutkan diskusi Fasilitator
10.00 – 12.00 Diskusi tentang Kelebihan dan Kekurangan Pemuliaan oleh Petani dan oleh Balai Penelitian fasilitator
12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 – 15.00 Pemetaan Bahan Baku penyilangan Fasilitator
15.00 – 17.00 Analisa Bahan Baku Fasilitator
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Diskusi kelompok Fasilitator

Tanggal, 14 Juli 2009
08.00 – 10.00 Pengamatan Lapangan Fasilitator & Panitia
10.00 – 12.00 Diskusi tentang
Morfologi dan Fungsi-Fungsi Bagian Tanaman Padi serta Fase-Fase Pertumbuhannya
Fasilitator
12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 – 15.00 Diskusi mengenai varietas padi Idaman Fasilitator
15.00 – 17.00 Diskusi kelompok Fasilitator
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Lanjutan diskusi kelompok Fasilitator

Tanggal, 15 Juli 2009
08.00 – 10.00 Metode Persilangan I Fasilitator
10.00 – 12.00 Praktek Persilangan I Fasilitator
12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 – 17.00 Pemberian nomer persilangan dan Pencatatan deskripsi persilangan Fasilitator
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Seleksi I Fasilitator

Tanggal, 16 Juli 2009
08.00 – 10.00 Metode Penyilangan II Fasilitator
10.00 – 12.00 Praktek Penyilangan II Fasilitator
12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 – 17.00 Gen, Sel, dan Sifat Keturunan Fasilitator
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Seleksi II Fasilitator

Tanggal, 17 Juli 2009
08.00 – 10.00 Praktek seleksi dan panen Fasilitator
10.00 – 12.00 Diskusi kelompok Fasilitator
12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 – 15.00 Kepemanduan dan dinamika kelompok Fasilitator
15.00 – 17.00 Menyusun kepemanduan SL Benih Fasilitator
17.00 – 19.00 ISHOMA Panitia
19.00 – 21.00 Penutupan dan Ramah Tamah Fasilitator
Tanggal 18 Juli 2009
09.00 – 12.00 Perjalanan menuju Guci, Slawi, Tegal Jampi, Tegal
12.00 – 16.00 Mandi Air Panas di Guci (Wisata agraria) Jampi, Tegal
16.00 – 18.00 Berangkat menuju Bumiayu, Brebes Jamuni Brebes
18.00 – ..... Bermalam di Wisma Family, Bumiayu Jamuni Brebes

Diposting oleh Aliansi Petani Indonesia Senin, 21 Juni 2010

0 komentar

Posting Komentar

Aliansi Petani Indonesia

Subscribe here

Lagu-lagu Perjuangan Petani Organik API

Dokumentasi